. Aku melebur, bersama partikel rindu yang tiap detiknya menggumpal semakin besar
Merindu
Merindu dinginnya air sukasari
Merindu sorakan dan lambaian anak-anak yang begitu
bersemangat ketika kita lewat
Aku merindu
Rindu senyum miris kita karena berhamburan ke
lapangan belakang, dikerjai langit
Langit atas rumah pak kadus yang mendung, gerimis,
lalu cerah lagi
Merindu ketukan jendela di pagi hari
Merindu omelan sayang ibu di setiap jam makan
Merindu lelucon spontan yang tercipta, candaan
tidak jelas, dan tawa lepas yang sulit terhenti
Rindu menitip belanjaan dan seblak yang selalu
melar ketika dimakan
Rindu memasak dan dimasakkan dikala lapar
Rindu makan ayam bakar bersama beralaskan daun
pisang
Rindu mie instan dalam panci dan seduhan kopi kita
di tengah malam
Dan tentu saja. Merindu pada makhluk-makhluk
kelompok yang luar biasa unik
Rindu bahu
diana yang sender-able
Pelukan tina yang menghangatkan
Ceplosan quenna yang selalu membuat ramai
Rindu “i love you” dari berbagai bahasanya fika
Rindu bully-an dari hasil stalkingannya kiki
Rindu tarian Mr. Bean nya nuril
Rindu nyanyian ngasalnya david
Rindu gombalan gagalnya nico
Dan Rindu senyum malu di muka bunder dan polosnya
viqi yang berubah merah kala nama seseorang disebut
Aku..
Rindu kebersamaan kita disana
Rindu..
Aku rindu kita, teman