Tampilkan postingan dengan label keep writing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keep writing. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Oktober 2015


Friday, 04 September 2015 
Itu keputusan kan? Ambil keputusan itu jangan buru-buru. Keputusan itu butuh komitmen.
Baru sadar sering banget bikin keputusan buru-buru. Sok sigap padahal keputusan kan ngga semuanya harus selalu diambil dengan cepat. Yaa meski untuk kasus tertentu ada keputusan yang memang harus cepat diambil (gawat darurat, misalnya). Tapi sekali lagi, tidak semuanya, bahkan most of decision idealnya dibuat tidak seburu-buru itu. Menentukan keputusan itu membutuhkan pemikiran panjang, pertimbangan yang diulang ulang, dan peninjauan dari berbagai sisi yang ada. Dan yang paling utama adalah si pemikir harus memikirkan dampak dari keputusan yang akan diambil. Apakah banyak baiknya, atau lebih banyak buruknya dari keputusan itu sendiri.
Karena keputusan itu butuh komitmen,, membuat keputusan berdasarkan emosi sesaat adalah sesuatu yang sangat labil dan tidak dewasa. Keputusan berdasarkan emosi sesaat ini kemungkinan besar (dan hampir pasti) menimbulkan penyesalan di kemudian hari, atau paling tidak, akan membuat the decision maker sadar bahwa sebenarnya ada pilihan keputusan lain yang lebih baik jika saja mau bersabar dan lebih tenang.
Ya. Tenang dulu.
Tapi Aku pun menyadari mungkin mudah saja untuk mengatakan dan berbicara (atau mengetik :P) panjang lebar tentang semua ini. Padahal memilih untuk bersabar atau langsung mengambil keputusan itu sendiri juga merupakan suatu keputusan kan? Dan itu tidak mudah. It’s a little tricky, right? Jadi sebelum mengambil keputusan utama pun butuh pengambilan keputusan awal juga. Mengerti kan maksudku?
Tapi disinilah bagian hebatnya, bagaimana kita berkomitmen dengan keputusan yang telah kita ambil. Entah itu keputusan yang diambil saat emosi atau bukan. Ada tanggung jawab atau konsekuensi tersendiri bagi sang pembuat keputusan teguh pada kata-katanya- sehingga tidak menjadi plinplan. Entah ini akan menjadi teguh atau termasuk keras kepala, aku juga tidak tahu. Tapi setidaknya gunakan kata hatimu. Jadilah manusia jujur, yang mengaku salah jika merasa salah. Artinya jika memang rasanya keputusan yang sudah diambil salah, jangan lantas keras kepala dan menguatkan gengsi untuk mengubahnya. TAPI, tugas utama adalah jangan membuat keputusan yang salah. Sehingga tidak perlu menyesali dan mengubahnya. Oleh karenanya, dalam membuat keputusan usahakan dengan pikiran yang tenang dan matang. ;)
Jangan keseringan buru-buru ambil keputusan ya, khawatir susah komitmennya, terus sakit hati saat kejadiannya terulang. Ntar nyesel loh xD
 Mengendalikan diri untuk tidak membuat keputusan ketika emosi adalah hal yang tidak mudah. Benarkan? Tapi, sekali lagi, akankah suatu keputusan yang terburu-buru membuahkan hasil yang maksimal? Jangan sampai keputusan yang diambil nantinya menjadi boomerang sendiri bagi si pembuat keputusan. Artinya, jangan sampai keputusan itu nantinya malah merugikan atau membawa dampak buruk yang lebih buruk pada diri sendiri dan orang lain.
Pikirkan dampak jangka pendek dan jangka panjang., dampak pada diri sendiri dan orang lain. Tarik nafas dalam, jadilah pribadi yang lebih tenang. Good night and have a tight sleep~ :D
*hari ini aku lagi kesambet apa?* wkwkwk
stay calm guys
Nb: celotehan untuk diri sendiri, maaf gaje :D

Kamis, 26 Maret 2015

Assalamualaikum Wr.Wb
 
Ketika tekanan udara dalam dada ini
masih tetap lebih negatif daripada tekanan di atmosfir
Ketika diafragma masih tidak enggan
untuk terus kontraksi dan relaksasi
Ketika Medulla Oblongata masih setia
berspontan-ria bersama inspirasi dan ekspirasi
Bahkan surfaktan pun masih tak izinkan
ateletaksis terjadi

Bukankah seketika itu oksigen masih mengalir merasuki paru?
Lalu ada apa dengan semangatmu?
Bukankah karbondioksida masih berdifusi keluar tanpa energi?
Lalu mengapa kau simpan bebanmu?

Bangunlah! Bahkan ventrikel-ventrikel ini
masih bersemangat memompa darah kita.
Tersenyumlah! Sudah sepatutnya kita bersyuku?
ini bukan keadaan dimana kita perlu nasal kanule

Walau terkadang, rasa sesak juga datang
Meski bukan karena bronchospasms
Bukan juga efusi pleura
Ia mungkin datang,
Saat harapan tak sejalan dengan kenyataan

Tapi apa vena akan menyerah pada gravitasi?
Apa carina akan mengatakan pada silia untuk menyerah?
Hei!Apa perlu kita lakukan Chest Fisiotherapy?

Hanya sebuah coretan yang terinspirasi dari istilah di blok COB



 Wassalamualaikum Wr.Wb

Senin, 23 Maret 2015

Assalamualaikum Wr.Wb


Bukankah telah engkau sadari
Bahwa jodoh rahasia ilahi
Tak seorang pun bisa mengganti
Ia sudah tertulis disisi ilahi


Jangan sampai engkau banyak menunggu
Hingga habiskan semua waktu
Terlupakan mencari ilmu
Terlewat sudah semua berlalu

Berharap memang boleh saja
Tapi jangan abaikan semuanya
Saking sibuk minta jodoh
Lupa perbaiki diri didepan Allah

Yang penting sekarang perbaiki diri
Tambah baik dalam menata hati
Yang penting sekarang mencari ilmu
Buat bekal rumah tangga kecilmu

Jangan sampai engkau sibuk menanti
Hingga hal-hal baik terlewati
Jangan sampai engkau fokus menunggu
Kewajiban diri menjadi terganggu

Serahkan semua urusan padaNya
Hingga jika sudah tiba waktunya
Engkau akan menemukannya
Atau dia yang menemukanmu

Repost dari Kartun Muslimah

 Wassalamualaikum Wr.Wb

Jumat, 13 Maret 2015


Mereka pada kemana ya, malam?


Kira-kira mereka sedang apa ya, sunyi?

ah, aku penasaran
bisa-bisanya mereka menghilang begitu saja bak ditelan bumi.

tanpa angin
tanpa hujan

hei. wahai diriku yang bodoh
mereka pastilah sibuk, ya kan?
banyak hal yang jauh lebih penting daripada menampakkan diri di media sosial

haha, cuma kau saja yang terlalu sinting
menyempatkan diri diantara tumpukan laporan dan esay
diantara ujian dan praktikum

mencari petunjuk
apakah mereka baik-baik saja

ah sudahlah.

aku yang cukup palsu disini
merindukan bahkan hanya celotehan tentang nilai rupiah
yang dulu kita perdebatkan

mana punya aku keberanian untuk merindukan nyanyian kita?
yang dulu membahana di setiap jam kosong

karena sekarang
aku hanyalah seorang aku..

sedang seorang diri
ditemani gelap
dan
kata-kata rindu
yang tak tersampaikan...

Aku merindukan kalian...Semoga kalian baik-baik saja...


Kamis, 29 Januari 2015

Assalamualaikum Wr.Wb.,
Naah ini cerpen lama yang bikin aku ngakak.. monggoo
Judulnya: CERPEN


“Kertaaasss! Where are you!” terlihat seorang bocah sedang mengobrak-abrik meja belajarnya, ia berlari ke meja riasnya, lalu kembali ke meja belajarnya. Setelah memastikan bahwa sesuatu yang dicarinya memang tak ada, bocah itu berlari dan menutup pintu kamarnya dengan rapat. Ia mengambil secarik kertas kosong dan sebuah pulpen tak bertinta, lalu melempar dirinya ke kasur. Sembari berkeringat, ia mengoreskan tinta khayalan ke kertas yang sudah di gores tetapi masih bersih, si bocah mencoret asal2an, maka, terciptalah sebuah benang kusut bayangan buatan si bocah.
          Keringat di matanya semakin menjadi-jadi “Kenapa mesti hilang siih? bikin kesal aja! Oh mungkin bu jui yang ngerapihin kamar aku tadi memindahkan kertasnya, tapi ngga tahu dimana iih!”. Bu jui, begitulah nama ibu yang dikatakan mungkin memindahkan kertasnya tadi. Ibu itu bukanlah ibu kandung si bocah, melainkan ibu yang membantunya menyapu dan mengepel rumah, ibu yang datang jam 8 pagi dan pulang sekitar jam 3 sore. Ibu kandung si bocah sendiri tinggal di luar kota, luar pulau tepatnya karena di sana ada rumah baru yang sayang sekali jika tidak ditinggali. Si bocah tinggal bersama ayahnya yang selalu sibuk dengan tokonya.
 ‘Sssret’ kertas si bocah mulai sobek. ”Padahal susah banget ngebuatnya” lanjut si bocah mengomel, “isssshh, sebel banget siih, konsep cerpennya kan sudah dibuat, malah hilang sekarang. Aku kan jadi lupa kata-katanya.” tambahnya sambil mencoret moret kertas tadi yang tetap saja masih bersih. Bocah itu mengambil handphone-nya, dan mengirim pesan ke temannya, yang isinya seperti curahan hati sedih karena kertas konsepnya hilang.  “Apa ya cerpen yang mau aku buat kemarin? Mana besok belajar bahasa Indonesia pula. Inspirasinya lagi ngga ada sekarang, bikin cerpen kan susah. Tolong hamba ya Allah, bikin cerpen menurut pengalaman” ditambahkan dengan keringat di mata yang semakin mengucur.
         






Bocah ini baru saja berumur 15 tahun, tanggal 18 maret lalu, dan karena minggu itu tidak sekolah , ada US (baca: Ujian Sekolah) anak kelas XII, maka ia  terbebas dari bau telor busuk yang biasa dilemparkan teman-teman-temannya kepada orang yang berulang tahun. Bocah ini kelas X sma, terlihat dari buku Bahasa indonesianya yang tergeletak di atas meja belajarnya itu.
Bocah itu mulai bersuara lagi “mungkin kalo ibu  nyuruh aku bikin puisi, aku bakal bikin sekarang, tapi isinya “DONGKOL.. DONGKOL.. DONGKOOOOOOOOLLL!!”  penghabisan kata yang terakhir di ikuti dengan mengoyak habis kertasnya menggunakan pulpen tanpa tinta dan napas yang ngos-ngosan.
           “Astaghfirullah hal adzim.. Astaghfirullah hal adzim.. Astoghfirullah hal adzim” si bocah menarik nafas panjang, mengeluarkannya, menariknya, dan mengeluarkannya lagi, setelah agak tenang ia lalu berkata “Ampuni hamba Ya allah, hamba cuma ngga tau harus ngapain, kesel banget, terakhir kali aku bikin cerpen, itu waktu kelas 9, dan cerpennya memalukan, kata-katanya lugu banget, ceritanya acak adul, sekarang gimana? Kayaknya malah tambah acak adul deh” Keluhnya. Kelakuannya memang seperti bocah bukan? Kerjaanya hanya mengeluh dan mengeluh. Itulah mengapa aku memanggilnya bocah, di sekolah pun kekanak2annya kadang masih terbawa, walau begitu, jika dewasanya sedang keluar, ia bisa seperti nenek2 yang sedang menceramahi cucunya. Prestasinya pun tak terlalu bagus di sekolah, walau masuk sepuluh besar, dia sendiri tidak percaya dan selalu bertanya-tanya kenapa dia bisa masuk sepuluh besar. Padahal kerjanya cuma main, ngobrol, ngegosip dan mengejek orang di kelas. Bahkan seringkali bikin pr di sekolah. Hhmm, dasar bocah ingusan yang aneh, dan dia memang lagi ingusan.
          “Ya allah, aku ngga bisa ngebayangin apa kata ibu Elva besok, udah di kasih waktu seminggu, masih juga ngga bikin, trus aku bakal kena hukum, trus..trus,..trus,.” mulut nya trus saja mengomel, sampai akhirnya dia capek sendiri dan berbaring, mencari inspirasi. Malam semakin larut, sudah pukul  00.21 WIB, dan si bocah ini belum juga tidur, sesekali ayahnya yang sudah tutup toko memanggilnya dan mengingatkannya untuk tidur “Nak belum tidur? Udah jam berapa ini?”





Si bocah menyerah lalu menunaikan shalat isya dan berencana untuk tidur. Ia menutup mukanya dengan bantal, sesekali bangun untuk menarik napas. Ia membaca doa tidur dan berusaha untuk tidur. Tapi entah mengapa ia malah terbayang wajahnya yang memerah sebab dihukum Ibu Elva karena tidak membuat tugas cerpen yang diberikan. Lama-kelamaan, ia teringat sebuah film yang di tontonnya sabtu malam bersama desri di rumah masing-masing, Stranger Than Fiction judulnya, disitu menceritakan  tentang orang yang sedang membuat cerita…
          “AHA!!” tiba2 ide itu melayang2 di otak yang sudah ada sarang laba-labanya itu. “kenapa ga kepikiran dari tadi yaaa? Dasar dodol!”. Bangun lagi, mengambil laptopnya, dan mulai mengetik cerpen nya…
Dalam hatinya berkata “mungkin kalo konsep itu ga hilang, aku bakal mengumpulkan cerita dodol aku yang itu, sekarang setidaknya aku bisa mengumpulkan cerita dodol aku yang baru. Yah, tak apalah!” Bocah ini baru bisa tertawa setelah cerpen ini selesai, dasar bocah…







~ The End ~









                                                                  Nama: Marchelina Susanto
                                                                  Kelas : X.A


 Wassalamualaikum Wr.Wb
Assalamualaikum Wr.Wb.,
Ini cerpen yang aku janjiin di awal, monggo ^_^

Mukenah Bau!
          Alarm subuh hari itu sudah berbunyi tiga kali. Namun empat orang penghuni kamar utama masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya masing-masing. Mama lah orang pertama yang bersuara “Dantiii, sekolah naak, udah jam setengah 5 lewat niih. Putraaa, banguun, katanya ada les pagi”. Hening. Anak-anak masih malas membuka matanya, mereka masih berkemul selimut dan memeluk gulingnya masing-masing, termasuk Elin. Sang kakak tertua di rumah itu. “Eel, kok pagi ini beda banget ya? Pada males gitu, padahal biasanya kamu yang rajin dan bangun duluan”.
          Elin membuka dan mengerjapkan matanya agar menyesuaikan dengan keadaan kamar yang remang-remang. “Alhamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma amatana wailaihin nusyur” ucapnya seraya mengusapkan kedua tangannya ke wajah. Lalu, dengan langkah gontai Elin keluar kamar, menyalakan lampu, dan mengambil segelas air untuk ia minum. Memang merupakan kebiasaannya minum segelas air putih segera setelah bangun tidur, “Tenggorokanku kering” katanya. Katanya sih bagus buat kesehatan, tapi pastinya gimana elin juga belum tau, yang jelas dia haus dan sudah kebiasaan. Itu aja.
          Danti dan putra baru bangun setelah elin selesai berwudhu. Elin adalah anak ketiga dan danti adalah anak kelima, sedangkan putra anak terakhir, ia bungsu, anak keenam. Untuk masalah sholat, Elin sering memakai mukenah danti dan begitupun danti, sering memakai mukenah elin, bahkan sebenarnya, mereka tidak tahu punya mereka yang mana karena terlalu sering bertukar mukenah.
          Pagi itu, saat elin hendak sholat, ia merasakan aroma tidak sedap pada mukenah yang dipakainya. “aih, ni mukenah udah lama kayaknya, atau danti sering tidak mengelap bagian dagunya, jadi sering lembab dan jadi gini”. Dicopotnyalah mukenah itu, lalu ia ambil yang satunya, yang baunya tidak terlalu menyengat. Hal ini karena ia terlalu malas ke kamar belakang mengambil yang masih dilemari. Ia membatin ‘hehehe, biarin si Danti yang pake mukenah bau, aku pake yang ini aja terus aah, yang ga terlalu bau’. Lalu ia sholat shubuh. Selesai sholat, wirid, dan berdoa, dengan masih mengenakan mukenah itu ia mengaji dua lembar. Saat masih di lembar pertama, Danti selesai mandi dan baru mau sholat subuh.
          Apa yang terjadi selanjutnya membuat Elin membatin ‘Aseem, kenapa aku ga kayak gitu aja tadii?’. Ternyata danti lebih rajin daripada Elin, setelah mencium aroma yang tidak sedap pada mukenahnya, ia pergi ke kamar belakang dan mengambil mukenah yang masih wangi dari lemari, yang lama ia taruh di cucian. Lalu Danti sholat dengan khusyuk, sedangkan Elin melanjutkan ngajinya sambil sebel sendiri.
***
          Hari itu adalah hari jum’at, oleh karenanya, Danti dan Putra pulang lebih cepat. Sedangkan Elin sedang tidak masuk karena lagi libur. Siang itu, selagi Putra pergi ke masjid untuk sholat jumat, Danti, Elin dan Mama berkumpul di dapur untuk menonton. Eh, kok nonton sih, maksudnya masak beib. Nah sambil bantuin mama masak, Danti cerita tentang kejadian di sekolah.
          “Ma, Danti punya temen, dia itu lebih ndut dari pada Danti mah.” “hmm, terus?” Tanya mama heran. “Iya ma, masak dia bilang ke Danti kaya gini ma, ‘kamu gendutan ya Dan, masih langsingan aku’, eeeh ya danti ketawa dong ma, temen-temen yang denger juga ketawa” ia cerita sambil ketawa. “Dantiii, hati-hati ntar ludahnya muncrat ke sop lhooo” Elin mengingatkan sambil ngejek. Mama bilang “waaah, tapi kasian lho temen kamu dan, kok diketawain sih? Nanti tersinggung lho”. “iiih nggak maah, dia itu orangnya santaaai banget, ga pernah marah walau diejek gimana pun ma. Sabaar banget deh pokoknya, dia malah juga ikut-ikutan ketawa kok maaa”. “Yee, hati orang mana ada yang tau dek” sambung Elin. “eeh tapi beneran lucu loh kak, nih ya, gimana ga lucu coba kak, dia udah seneeng banget dan udah bangga banget dia bilang turun berat badannya, dan kakak tau? Ternyata setelah ditanya turunnya Cuma 1 ONS! Hahahahaahaha” “hahahhaahahahaa” kontan  mama dan elin pun ikut tertawa. “lucu ya sayang, tapi yang jelas kita kan ga diperbolehin ngejek-ngejekan, apalagi buat bahan tertawaan. Jangan ya nak” tambah mama. “hehehe, yaa mau gimana lagi ma. Orang dia yang mulai kooook”. “Dantiiiiii…” kata Elin dan Mama serempak. “ehh iya iyaaa maa, kaak”.
          “oh iya dek, kalau habis wudhu, tolong dagu atau skalian wajah kamu dilap pakai handuk dong, biar mukenah kita ga pada bauu” Elin membuka topik baru. “hehe, gitu ya kak. Okee deh, tapi kalo danti ga lupa yaaah kaak”. “Yaa tapi diusahain doong”. “Siaap booss! Eh tapi udah Danti ganti kok yang bau kak”. “Iya kakak tau, makanya kakak ngomong biar yang masih wangi itu ga jadi bau dedek ku yang manis” kata elin sambil mau mencubit pipi adiknya yang langsung ditangkis mentah-mentah.
          “Assalamualaikuum!” ucap putra setengah berteriak. “waalaikumsalam waroh matullah” jawab ketiga manusia yang sudah selesai memasak di dapur. “waaah si ganteng udah pulang ya” kata mama sambil menyambut tangan putra yang mengajak salaman. Putra membalas dengan senyumnya yang manis karena gigi pongahnya (baca: ompong). Setelah salaman dengan kedua kakaknya, ia pun diambilkan mama nasi. Sementara itu, Elin dan Danti beranjak mengambil wudhu untuk sholat zuhur.
          Elin yang mendapat giliran pertama berwudhu. Setelah selesai, ia melesat ke kamar untuk mengambil duluan mukenah yang baru diambil adiknya tadi pagi, yang jelas lebih wangi daripada yang tadi pagi dipakainya. Huuuu! Dasar curaang!. Danti masuk ke kamar saat Elin sedang memakai mukenah itu. Danti pun berkata “jiaaah kan Danti yang ngambil itu tadi pagi kaaak! Yang ini kan bauuuu!” Elin hanya membalas dengan cengiran super -maaf deh- miliknya. “Kak elin curaaang! Awas yaah!” tambah Danti lagi. Ia lalu mengambil mukenah yang tadi pagi dipakai kakaknya. Danti berjalan melewati kakaknya sambil berkata “ya udah kalo gituuu, kakak pakai aja yang itu terus yaaa!”. “oke!” kata Elin girang. Dengan begitu sebagai kakak, Elin merasa menang, ia tersenyum.
          Namun ternyata, “Danti mau ambil yang baru lagi ajaaaa!” katanya, danti pun pergi ke belakang. “waaaaah! kamu curaaaaang deeeek! Kakak aja yang ambil baruuuuuu” sahut Elin. Ia merasa kalah, ternyata adiknya lebih pintar. “OOOOoo tidak bisaaaa!” Jawab Danti sambil cekikikan meniru gaya Sule.
“iihh sebeeeel”
“makanyaaaa! Jadi kakak itu ngalah dong sama adiknya kaaaak! hihihihi”
Danti pun menaruh mukenah itu ke cucian dan mengambil mukenah yang baru lagi di lemari, yang masih wangi, lebih wangi dari yang tadi pagi.
Tak mau kalah, Elin pun membalas ucapan adiknya, “makanyaaaa! Jadi adik itu yang nurut doooong!” entah nyambungnya kemana, yang penting Elin nyahut.

“Nah looooh! Hahahah” Mama pun tertawa dibuatnya. 

 Wassalamualaikum Wr.Wb

Kamis, 10 April 2014

Assalamualaikum Wr.Wb.,

09.13 Minggu, 20 Oct 2013

Cinta itu manusiawi, hanya manusianya yang terkadang salah mengartikan kata-kata itu..
Cinta itu suci, Suci berarti bersih, kan?
Cinta itu buta, tapi hati melihat, kan?
Cinta itu indah, sangat, ketika dalam Ridho Ilahi..

Teman, dalam islam pacaran itu tidak ada..
Tapi, mencintai atau menyukai lawan jenis itu manusiawi. Benar.
Bahkan sangat wajar, tapi..
apa menyukai lawan jenis itu harus diungkapkan?
dalam artian, apakah harus pacaran?

Teman, dalam islam kulit bersentuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom itu tidak boleh..
Cinta itu suci, benar. tapi suci berarti bersih kan?
apabila cinta sudah tersentuh dan terkotori oleh sentuhan tidak halal, apakah cinta kita masih suci?

Dan cinta itu buta, tapi yakin?
apakah kita jatuh cinta pada sembarang orang? pasti awalnya hati kita menyeleksi kan?
nah itu berarti, hati kita juga sebenarnya mampu menyeleksi apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
Hati mampu melawan nafsu, bisa.

Teman, pada hakikatnya bahagia sejati adalah segala sesuatu hal yang dikerjakan dengan ridho Allah Swt.
Cinta itu indah, benar.
tapi cinta yang benar-benar indah adalah ketika cinta dituangkan dalam ikatan halal yang di ridhoi Allah Swt.

tapi teman..
tidak ada salahnya menyukai lawan jenis,
karena kita tidak juga mengungkapkan padanya, atau mengharapkan bersama dia saat ini, saat belum halal. Karena kita memendam perasaan itu, berharap ridho Allah datang untuk kita pada waktunya

tidak ada salahnya mempercantik hati..
karena wanita yang baik akan mendapat lelaki yang baik, begitu pula sebaliknya.

Semoga kita, keluarga kita, saudara-saudara kita, dan saudara seiman kita selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin Allahuma Aamiin..



 Wassalamualaikum Wr.Wb

Minggu, 20 Oktober 2013

Assalamualaikum Wr.Wb.,

(Kamis, 10 Oktober 2013)
Saat lewat ku.
Hanya lewat, tapi..
Aroma keringat membangunkan masa laluku.
Menggertakkan ingatan yang baunya takkan kulupa
Suasana Kejuaraan menyajikan perasaan itu kembali. Rindu... rindu..

Aku benar pernah seperti itu, tapi dulu.
Mungkin mereka bahkan tidak menyangka.
Aku benar mengerti perasaan mereka, gugup.
Aku benar mengerti harapan yang jelas tergambar di mata mereka. Menang.

Entah kapan aku akan merasakannya lagi.
Aku rindu, dengan rajutan tali temali kebersamaan, persaingan. dan...
Kemenangan..

 Wassalamualaikum Wr.Wb
Assalamualaikum Wr.Wb.,

(Kamis, 10 Oktober 2013)

Gemuruh air memainkan nada-nada sempurna.
Melantunkan nyanyian merdu yang menggugah jiwa, bahkan ketika hanya lewat.
Gemericiknya memancarkan keceriaan. Indah.
Arus air cukup deras yang setiap hari ku lewati,
mengorek rasa penasaran dan prihatin sekaligus.
Benar. karena sungai kecil itu jauh dari bersih.
Oh aku tahu, mungkin itu hanyalah selokan tempat pembuangan air bekas warga sini.
Orang orang lewat begitu saja.
Tapi mungkin tersimpan secercah keindahan yang tercuat helaiannya begitu kita lewat, tapi terabaikan.
Seperti tadi, ketika air sedang begitu deras mengalir, dan bersenandung bersama batu-batu yang membantunya..

 Wassalamualaikum Wr.Wb
Assalamualaikum Wr.Wb.,

( 10.06 AM, Jumat, 18 Oct 2013)
Rintik hujan yang menua mulai bosan dengan nada nada sendunya
butir butir air itu mempercepat ritmenya, dari largo sampai allegro
dan yang terdengar bagai dinamika crescendo..
mereka memaksakan langkah kaki menyesuaikan tempo untuk menjejak tanah-tanah basah..
berlindung..

alam yang seperti ini..
alam yang seperti ini menenggelamkan otak pada kenangan yang benar-benar dirindukan..

aku rinduu.. aku rinduu..
hujan tidak sendiri.
hujan datang bersama semuanya..
berpadu dengan udara lembab yang terhirup ke dalam paru..
bahkan alunan nadanya yang merdu meneriakkan tawa-tawa itu..
bahkan angin berhembus membentuk rintik hujan menjadi wajah-wajah itu..
aku rindu, rindu, rindu..



 Wassalamualaikum Wr.Wb

Jumat, 20 April 2012

Assalamualaikum Wr.Wb.,

Suatu Ketika, Ada seorang wanita yang pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.Wanita itu berkata "aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut.
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, " Apakah suamimu sudah pulang?"
Wanita itu menjawab "Belum, dia sedang keluar."
"Oh, kalau begitu, kamitak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali" kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang istrimenceritakan semua kejadian tadi. Sang suami awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya. "sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini."
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan.
"lho kenapa?" tanya wanita itu keheranan.
"nama dia kekayaan, yang ini kesuksesan, sedangkan aku cinta, sekarang coba tanya ke suamimu siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumah mu."
Wanita itu kembali masuk ke dalam , dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran .
"Ohho menyenangkan sekali. Baiklah kalau begitu coba kamu ajak si kekeayaan masuk ke dalam . Aku ingin rumah ini penuh dengan kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu.
Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tidak mengundn si kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita."
Ternyata anak mereka mendengar percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah.
"bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan cinta."
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka.
"Baiklah, ajak masuk si cinta ini ke dalam, Dan malam ini , Si cinta menjadi teman santap malam kita."
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara kalian yang bernama Cinta? Ayo silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."
Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju Beranda rumah. Ohho.... Ternyata , kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si kekayaan dan si kesuksesan. " Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi mengapa kamu ikut juga?"

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan." kalau anda mengudang si kekayaan atau kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal. Namun karena Anda mengundang cinta maka kemana pun cinta pergi kami akan selalu ikut bersamanya, Dimana ada cinta, maka kekayaan dan kesuksesan menyertainya. Sebab ketahuilah bahwa sebenarnya kami buta. Dan hanya cinta yang dapat melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kami jalan kebaikan kepada jalan yang lurus. Dialah yang menjadi Inspirasi kami dalam kehidupan ini. Maka kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini"...

=> (Buku Hadiah)
Next => Analogi yang Mengagumkan

 Wassalamualaikum Wr.Wb


Minggu, 11 Maret 2012

Assalamualaikum Sob..

Mari kita lanjutkan cerita tadi . Mau kan? iya lah! iya dong? haha
*bertele-tele ah* Monkey Emoticons

oke mari kita simak kembali.
------------------------------

"iyaaaaaaaaa!" jawab anak itu *pret, anak . Maksut gue nenek mungkin*
"ada yang baru niiiiiiih!" jawab gue
"apaa??"
"tapi pake ini dulu yaa" *sumpelin kaos kaki di mulut* "nanti berisik lhoo".
"h'm"
"tau nggak? Bidonsa kita akhirnya jalaaaaaaaaan!!"
"hmm"
"daaan, tau ngga sapa yang ngajar?"
"sha'a?"
"guru baru yang.."
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"Monkey Emoticons

-noh kan berisik-
ah ga sedramatis itu sih, tapi yang jelas si puspita senengnya pas denger yang ngajar, bukan jalannya bidonsa.
ckckckMonkey Emoticons

"oi, kami bidonsa sama bapak g**t*ng lhoo" teriak nya pada anak sekelas
"nah sekarang bantuin gue cari siapa aja yang ikut nih bidonsa"
"Putra,Parlin, Deza kalo ga salah"
"oh oke, yang lain? oh iya, deza kan lagi ngedampingi orang seleksi paski ya."
"iya, eh yang kelas lain ga usah lah, berkurang juga saingan kan?" usulnya
"hoho iya juga." gue nurut "kita suruh anak cowo aja kali ya? yang nanya ke bapak jadwalnya?"
"oke oke" jawab puspus

Terus gue ngeloyor nyari Parlin dan Putra.

"ooi! kita bidonsa sama guru baru, tau kan? kalian lah yang ngomong sama bapak itu kapan kita bidonsa nya. Oke?" kata gue ke parlin yang lagi maenan laptop.
"hah? bapak yang mana nih?" kata putra, nimbrung
"gue tau gue tau, pernah ketemu sama bapak itu" parlin berbicara sambil terus menatap laptopnya
"oke kalo gitu ntar kasih tau aja kapan yaa" gue mengakhiri pembicaraan sama dua orang itu.

dua hari kemudian gue nannya ke putra
"jadi kalian nanya put?"
"eh, kemaren ngga ketemu sama bapaknya" elaknya .
"oh ya udah ntar tanya lagi ya" balas gue, singkat
"oke"katanya lagi.

pada suatu waktu yang gue lupa tepatnya kapan, si putra ngasih tau gue kalo bidonsa hari sabtu jam 3 sore.
Gue langsung bikin pengumuman pake toa.
Ngga ding, gue cuma bilang ke Deza dan Puspita.

***

Singkat cerita *pret lah, panjang nih* hari ini sudah hari sabtu.. hehe
setelah latihan ngibar bendera untuk hari senin bersama anak paski lainnya, gue, Deza, dan Puspita jalan bertiga menuju kelas.
puspita nyeletuk "ntar bidonsa kann??"
"iyap" kata gue.
"Tik , jam 3" kata Deza.

--
jam 15.02 Wib
di hape gue ada sms dari puspita "cel, dmn?"
gue bales" ni lagi nak pegi tha" sambil nurunin tangga dan nenteng-nenteng rok putih dan buku .
"Pa, Marchel mau bidonsa TIK, pinjem laptopnya boleh yaa?"kata gue sok imut .Monkey Emoticons
"oh iya, monggo" kata babe macem orang jawa. wkwk
gue senyum aja, terus bilang " pa marchel pergi dulu yaa".

Sampe di sekolah, gue liat anak-anak udah pada ngumpul di depan perpus.
gue datengin, ternyata bapak yang kemaren itu juga ada. *jelaslah dia yang mau ngajar kok*
setelah membaur, ternyata mereka sedang membicarakan kelas mana yang mau di pakai . Memang agak sulit, karena anak-anak kelas 3 pada sekolah sore menjelang mereka get out from the school *lulus* Monkey Emoticons

nah, kami akhirnya memakai kelas 11.IPS.1
di dalam kelas, gue duduk berdua sama Puspus.
"sini aja Dez, duduk bertiga kita" ajak puspus
"gue di sana aja deh"
 Deza nunjuk bangku paling ujung.
"kenapa?" tanya puspus
"mau deket bapak"
Plak! gue pingsan.
eh ngga ding haha

bapak mulai berbicara.
"kalo masalah pascal alhamdulillah bapak ngertilah, tapi bingung yang di lombakan ini yang seperti apa contohnya. ada yang bawa contoh soal?" bapak itu membuka pembicaraan.
"tidaaak" jawab kami serentak
"ini jadi cuma berlima ya yang ikut? jadi kita sampai lomba segini aja ya, biar lebih mudah"
alhamdulillah deh kalo gitu *joget2*

gue lalu buka laptop, dan nyari file-file sisa tahun lalu *pret* tentang soal olimpiade itu.
ketemu.
gue kasih liat bapak dengan bangga
 "hee? ini kan contoh soal kimia.." kata bapak keheranan . Kupret gue! Monkey Emoticons.
"ups, bukan yang ini pak, tapi yang ini" kata gue ngeles dan nunjuk file yang satunya. Alhamdulillah bener.

ketika bapak menjauh, puspus mulai melancarkan aksinya. dia mengeluarkan hape samsung corby nya.
Daaan, orang gila =.= bapak itu di potonya..
"aargh, kok pas sama deza sih? harusnya itu gue, haha" candanya sambil tertawa

bapak datang
"chel, coba bapak minta file yang tadi" bapak itu ngasih flashdisknya.
"hati-hati kesetrum" tambahnya.

didalam laptop, gue liat nama flashdisknya 4R_nold, wah jangan-jangan nama bapak ini arnold. Gue takut mau nanya.
tapi dari gaya ngajar dan bicara bapak ini, dapat kami simpulkan bahwa bapak ini baru sebagai guru -canggung-

"itu gara-gara gue liatin" bisik puspus
gue geleng-geleng kepala.

lagi enak-enak ngerjain pascal,
-dep-
laptop gue mati karena emang ga di colok dari tadi.
Terpaksa gue menjauh buat nyolok nih laptop di belakang kelas, colokan yang panjang ngga ada sih.
kupret dehh,
tapi akhirnya gue berhasil bikin cara nyari luas persegi panjang.
dan waktunya pulang.
ahh waktu cepat berlalu Monkey Emoticons

"oh iya, buku ini boleh kalian kopi, tapi hari senin aja ya? mau ga?" tanya bapak
"mauuuu"" jawab kami
"nanti hubungi aja bapak, oia perlu nomor hape bapak ngga?"
gue senyum liat expresi temen-temen gue -bingung- pantes aja laah,, guru muda, lumayan, ngasih nomor?
"catet ngun!" celetuk gue, terus bapak nyebutin nomornya yang diem-diem gue catet juga.
dan puspus sok cuek ga denger.

Waktunya pulang.

Bapak keluar ruangan.

Deza bilang "oo jadi namanya pak fiki,"
"hah? bukannya arnold ya?"kata gue
"ah bukan, tadi kan bapak itu bilang, masa ngga denger?" deza balas
"ngga, gue tadi ngecas laptop di belakang"
"emang bapak itu ngomong apa?" tanya puspus
"'kalian bisa panggil saya fiki, dan kalo di luar sekolah tolong jangan panggil bapak ya, panggil abang aja, ngga biasa di panggil bapak soalnya'" deza mengulangi perkataan bapak fiki
whaat? baru kali ini gue denger yang begituan. abang? what? ahaha

"jadi kita manggil abang? kalo ketemu di luar sekolah? ada-ada aja"  tanya puspus
gue cuma ga abis pikir aja kalo pak fiki lagi sama temen2 nya dan ada segerombolan anak didik nya dan mereka ketemu di jalan, "baaaang!" "sapa tuh fik?" "eh? emm ##@*&!"
nah lo? bakalan jawab apa ya kira-kira? jelas bapak itu ga mungkin bilang kalo itu anak didiknya kan?
hahaha..

"iya" kata deza
"eh berapa nomor pak fiki tadi chel?" tanya puspus jiaah nih anak ternyata mau juga haha
"xxxxxxx nah, udah"
gue cuma ga abis fikir aja kalo tiba-tiba bapak masuk karena ada yang ketinggalan dan mendapati kami sedang ngakak - ngakak.

kami keluar.
"jangan sampe ketauan oi." kata gue,
"tenang" kata puspus
"gue haus" kata gue
"gue jugaa, ke kantiin" kata Deza

kebetulan Jalan kekantin ada dua jalan, yang ngelewatin kantor dan yang ngelewatin wc guru.
 kami sedang hampir jalan ke wc guru yang memang dekat kantor saat berpapasan dengan orang yang dari tadi kami bicarakan.-hening-
"pak" sapa gue
"pak" sapa yang lain
bapak itu mengangguk dalam helmnya.

kami lewat wc guru. terlihat siluet om-om yang sedang mengecat di ujung koridor.
"yaah ada cat ntar kena" puspus menarik kami kembali untuk melewati jalan yang satunya . Jalan yang ngelewatin kantor. Terlihat pak fiki sedang menaiki motornya.Monkey Emoticons

"EF YU oi, F.U motornya" bisik puspus
"modus" balas Deza
gue ketawa...

baru kali ini ngerasain kayak pemain ftv.
bapak,bapak..
eh abang.. Monkey Emoticons


wassalam!

Sabtu, 10 Maret 2012

Assalamualaikum Sob.,
Hari ini ! hari yang kau ku tunggu! Monkey Emoticons *malah nyanyi*

Ehm!
hari ini hari sabtu bukan? wah iya sabtu! Hari ini ada bidonsa *bimbingan olimpiade smansa(SMAN satu)*
ahaha setelah sekian lama, akhirnya gue bimbingan juga, setelah bidonsa TIK ini sempat terbengkalai , akhirnya untuk pertama kalinya, hari ini juga, bidonsa TIK is begin...
Monkey Emoticons *terharu*

Gue jadi inget betapa sulitnya posisi gue minggu lalu.
Disaat teman-teman gue udah berkali-kali bidonsa. Disaat mereka udah hampir mantap. Disaat mereka udah dapet kabar bahwa bentar lagi mereka bakal diseleksi untuk dibimbing lebih fokus. Disaat mereka cemas memikirkan bakal lulus ato nggak . Disaat mereka sibuk menghafal . Disaat mereka stres karena materinya rumit. Gue malah sibuk mikirin hal lain.

***

"Chel, menurut gw lu bagusnya pindah bidonsa aja, karena yaa liat aja kan? bu yati ga mungkin bisa ngebimbing kalian, kan ibu itu lagi hamil. Daripada lu terbengkalai gini kan? mending pindah aja" kata salah seorang temen gue, Hadi ,di jam istirohah pada suatu siang.

Sambil ngunyah makanan gw mikir, wah iya juga ya, gw belum sekali pun bidonsa, gw entah bakal bidonsa ato nggak. gw ga tau dan ga akan pernah tau kalo gue ga ngelakuin sesuatu.

"hmm, iya sih, tapi kalo pun pindah , mau pindah ke mana coba? " kata gue akhirnya
"ke astronomi aja, orang nya kan dikit, lagian pak Adi kan juga seneng sama elu , ya kan?"
"iya chel menurut gw juga gitu" timpal Yoga
"iya sih, tapi udah telat dak sih? orang udah bidonsa beberapa kali, ketinggalan jauh deh gue"
" ngga ada yang telat di dunia ini, kalo lu mau, pasti bisa ngejar" kata Hadi ,serius.
"bener tu chel, waah untung gw udah pindah dari awal, dulu" kata Dina bikin gue galau.
"waaah makasih sob sarannya! entar gue tanya sama buk Yati deh ya ke kantor" lalu gue ngelanjutin makan jajanan .

Selama makan gue mikir, wah astronomi? emang gue bakal bisa? wah kalo TIK kan gue udah pernah ikut tahun lalu, jadi ada kemungkinan bisa tahun ini, tapi berhubung ibunya lagi hamil, ya mo gimana lagi . Gue harus bilang ke pak Adi kalo gue mau ikut bidonsa astronomi, dan bilang ke ibu Yati kalo gue mau pindah.
Ya! gue harus! Monkey Emoticons
Gue harus bilang. ato paling nggak nanya ke ibu Yati tentang kejelasan hubungan bidonsa ini, yang ngegantung banget kaya lagu Melly Goeslaw yang judulnya Gantung.
-sampai kapan kau gantung cerita cintaku, memberi harapan-Monkey Emoticons nah kan malah nyanyi lagi  Monkey Emoticons hehe

Akhirnya setelah makan, gue beranikan diri pergi ke kantor nemuin bu Yati empat mata.
 Dag dig dug! kok jadi gini? haha. Setelah ketemu, gue memulai percakapan.

"bu, maap, gimana bidonsa TIK kita bu?"
"waduh iya maap chel, ibu kalo sore ngga telap (baca:kuat) lagi, bapak yang mau gantiin ibu lagi sakit pula..."
gue baru inget haru itu hari sabtu saat ibu bilang.
"kita tunggu hari senin besok ya, doain aja semoga bapak itu cepat sembuh. Ibu juga udah ngomong ke kepala sekolah, tapi pak kepsek kayaknya lagi sibuk." tambah ibu itu. Wah doain? haha Aamiin.
"oh gitu ya bu? emm..." gw ga enak hati
"besok kalo bapak nya masih sakit ibu bilangin ke kepsek lagi deh" timpalnya
"bu? gimana kalo hari senin ngga juga bu? apa saya pindah aja ya bu? kata gue sopan *ceileh*
"WAH! jangan dong! ntar bidonsa TIK ngga ada lagi!!" tegas ibu Yati, ngagetin gue aja.

Yaah ga boleeh! Monkey Emoticons Gue mencak-mencak kayak orang kesurupan di kantor.Monkey Emoticons

Ya nggak lah! gue pasrah Monkey Emoticons. Nunduk, dan akhirnya ngucapin makasih ke ibu *karena udah nahan gue buat pindah* dan pamit undur diri dari hadapan mukanya.

lepas dari itu, gue ceritain ke temen-temen gue dengan muka lesu Monkey Emoticons.
Wajarnya Anehnya mereka malah ngakak ketawa ketawa . Kupret!Monkey Emoticons

------

Beberapa hari kemudian, datanglah seorang tak dikenal ke kelas gue . Mukanya ga jelas, orangnya ga jelas, siluetnya pun ga jelas. Entah karena orang itu yang emang ga jelas atau gue yang emang lupa sebenernya siapa yang dateng Monkey Emoticons.*digiles*

seseorang itu bilang pada seseorang yang bilang ke gue kalo gue di panggil bu Yati.
wah! ada apa ini ada apa? apakah akhirnya gue dibolehin pindah? atau gue di kasih kabar buruk kalo bapaknya belom sehat? atau hubungan bidonsa ini udah mendapatkan setitik kecerahan? ahahahaha semoga yang terakhir deh.

secepatnya gue menghadap ibu Yati, dan gue mendapati ibu tersebut sedang berada di ruang TU (Tata usaha) bersama dua orang guru laki - laki,
guru yang satu pak Juli, guru musik
dan guru yang satu lagi..
 eh itu siapa ya? keknya guru baru deh.!

"chel, ini lo bapak yang akan ngajar kalian bidonsa, bilang sama temen-temen yang lain ya."
"oh iya buk , tapi ngga semua buk yang saya tau"
"waduh, kalo gitu suruh afdal buat ngumumin,"
"afdal lagi seleksi paski buk untuk tiga hari" (maap motong, afdal itu ketua sekbid TIK osis 2012 ini, hehe)
"yaah, ya udah deh kasih tau aja yang kamu tau dulu ya"
"oke buk" lalu ibu Yati sibuk sendiri dengan urusannya

gue lalu beralih ke bapak yang tak gue kenal itu, orangnya putih, gaya anak muda, dan badannya lumayan nggak tinggi.

"nanti kasih tau aja ke bapak ya, siapa-siapa aja yang ikut" bapak tak dikenal itu memulai pembicaraan.
"iya pak, tapi ngga semuanya yang saya tau pak" ulang gue.
"oh jadi gimana ya?" tanyanya. wah kok nanya saya pak?
"udah gini aja , bilang aja ke yang kamu tau kalo bapak ini yang bakal ngajar" timpal pak Juli. nyambung - nyambung aja nih si bapak.
"oh oke pak" tapi gue hargai juga pendapatnya.
"bilang aja ke bapak kapan bisa nya kita mulai bidonsa ini ya, kasih tau aja" kata bapak tak dikenal itu lagi.
"sip pak, kalo gitu saya ke kelas dulu pak" gue pamit .

Waaaaaaaa! akhirnya stitik kecerahan muncul! bidonsa akan berjalan.!
uhuuuuuyy! gue seneng juga karena yaa ada bonus dikit laah.

berjalan ke kelas, gue senyum sendiri..

"Puspitaaaaaaaa!!!!!" teriak gue
Monkey Emoticons

-bersambung-

^_^
Wassalam!

Jumat, 24 Februari 2012

PR

ketika pe-er - pe-er menantikan kematiannya

satu lagi datang

meneror otak otak bening nan segar

selesai satu , datang tiga

satu hari,
  dua hari ,
     tiga hari

mereka masih menanti

andai,
.
andai,
.
andai,

anak-anak mulai berandai-andai

kepraktisan menaklukan si einstein masa depan


ah..


harusnya..

..

aku..

.

.

.

kalian..

.

.

.

 -kita- 

.

.

.
Pekerjaan-rumah
malu..

Popular Posts